
IMF atau Internasional Monetary Fund sudah memberikan sinyal untuk tetap waspada terhadap pertumbuhan ekonomi global. Apa kabar yang IMF umumkan? dan apakah diberi tau penyebanya ???
Kristalina Georgieva sebagai Menaging Director IMF sudah memperkirakan pertumbuhan perekonomian global tahun ini hanya sekitar 3,6%. Angka itu dinilai terlalu kecil dan mengatakan penyebabnya dari berbagi faktor.
Adapun faktor yang menurunkan prediksi IMF ialah adanya perang yang sedang berlangsung antara Negara Ukraina dan Negara Rusia soal perebutan wilayah, inflasi berbagai negara yang kian hari semakin memuncak seperti Negara yang sudah bangkrut Sri Lanka, dan yang menjadi faktor utama ialah pandemi Covid019 yang maasih berlangsung dan belum bisa dipredeksi kapan pandemi hilang. Ha-hal ini menjadi penyebab IMF menurunkan prediksi perekonomian global.
Baca Juga : Mengenal Fungsi Ginjal Pada Tubuh Manusia
Baca Juga : Cukai Rokok Naik Apakah Ngefek Ke Daya Beli?
Dikutip dari BBC, “Ini membuat krisis biaya hidup lebih buruk jutaan orang. Dan yang paling miskin adalah yang paling menderita,” pada Kamis (14/7/2022)
Kabar terbaru, inflasi Amerika Serikat (AS) menjolak ke angka 9,1%. Angka itu disebut menjadi yang paling tinggi sejak 40 tahun. “Prospek ekonomi global telah menjadi gelap secara signifikan,” lanjutnya.
Kabar kurang baik ini muncul saat pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 di Bali. Didalam pertemuan ini pula, isu-isu yang akan dibahas merupakan hal yang meresahkan perekonomian global, antara lain kenaikan harga kommoditas, inflasi negara-negara, ketahanan pangan, dan dampak perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Sejumlah bank sentral dari berbagai negara telah mengugkapkan ketakutannya setelah mendengar hal teserbut, seperti Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Ia berharap yang terbaik untuk prospek ekonomi global namun disisi lain juga sudah harus siap jika hal buruk terjadi.
Sekarang semua negara mengkhawatirkan inflasi tersebut. Kanada sendiri mempunyai cara untuk mengatasi inflasi yang telah meningkat menajdi 7,7% dengan cara menaikan suku bunga utama dari 1,5% menjadi 2,5%.
Cara yang dilakukan oleh Kanada terbilang masuk akal karena suku bunga yang tinggi biasanya digunakan untuk mengurangi inflasi. Dengan begitu perusahaan individu perlu lebih banyak menggunakan uang tunai untuk membayar pinjaman, daripada membelanjakannya unutk barang atau jasa.
Baca Juga : Kenapa Harga Makanan Di Go Food Lebih Mahal Di Banding Beli Langsung Di Resto